Laman

Kamis, 12 Maret 2020

Saring Sebelum Sharing untuk Cerdas dan Aman Menghadapi Covid-19

Hari Sabtu (29/02), di penghujung bulan Februari, kebetulan dapat undangan untuk menghadiri acara dari Dinas Kesehatan RI yaitu Temu Netizen "Cerdas dan Aman Menghadapi Covid-19" di The Rich Jogja Hotel. Yaps, sekarang pastinya sudah tidak asing lagi kan dengan Covid-19 atau yang biasanya lebih sering disebut Virus Corona. Apalagi beritanya yang simpang siur dan penuh dengan hoax yang bertebaran. Nah, makanya perlu saring dulu sebelum sharing agar tidak menimbulkan kepanikan yang tidak berarti. Pastinya, jangan panik namun tetap waspada.

Apa itu Covid-19?

Yuk mengenal virus yang lagi heboh di tahun ini yuk.... Virus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.

Pembicaraan tentang Covid-19 diawali oleh Prof. Dr. drh. Wayan Tunas Artama.


Pembicaraan tentang Tante Covid ini pun diawali oleh Prof. Dr. drh. Wayan Tunas Artama, munculnya virus ini berawal dari kelelawar. Tidak hanya Covid-19 saja, ternyata mahkluk satu ini juga penyebab dari merebaknya Ebola, virus Corona termasuk MERS, SARS, dan 2019 n-CoV. Meskipun virus ini berbahaya bagi manusia, virus ini tidak memberikan dampak berbahaya bagi kelelawar. Why? Why? Tanda tanya besar tiba-tiba nongol aja di kepala.

Nah, menurut beliau, Kenapa si kelelawar ini ndak mati? Karena pada tubuh kelelawar hanya menjadi tempat berkembang dan suhu pada kelelawar tidak membuat virus stay di badan, jadi menyebar ke manusia. Jadi semacam inang virus kali ya, virusnya ngendon disitu, kemudian disebar gitu aja dengan semena-mena.

Lalu kenapa bisa menginfeksi manusia? Seperti apa penyebarannya?

Jadi nih, dari penjelasan beliau, virus ini berawal dari lifestyle China yg suka makan daging kelelawar. Apalagi di wuhan itu kan ada pasar khusus untukjual beli binatang seperti daging tikus dan kelelawar, pokoknya binatang-binatang liar itulah, sehingga menjadi pusat kontak virus. Aduh, yang liar-liar emang serem ya gaeesss.

Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Benar-benar sangat cepat.

Hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan (terhitung dari bulan Desember 2019 ya gess) di 63 negara sudah ada 85.000 orang yang terpapar virus Covid-19 Terutama pada kasus di Korsel, bermula dari penyebaran oleh 1 orang yang tidak mau diperiksa mengakibatkan banyak orang menjadi ikut terpapar virus corona. Jadi tolong ya gess, pemeriksaan dan pemantauan dari dokter itu selain untuk kepentingan kamuh, juga kepentingan bersama, apalagi ini virus yang tingkat penularannya terbilang cukup, eh enggak, sangat tinggi.

Mau tahu seperti apa penyebarannya?
  • Penyebaran infeksi Coronavirus terutama dengan kontak erat 
  • Melalui droplet respirasi (batuk & bersin) dengan jarak 6 feet (1.8 m) 
  • Virus RNA juga dapat ditemukan pada feces pasien yang terinfeksi 
  • Dugaan bahan makanan hewani sebagai reservoir karena pasien yang pertama kali teridentifikasi Covid-19 bekerja di Huanan Seafood Market 
Jadi, ketika kalian hanya saling menatap, virus tidak akan serta merta menular begitu aja, enggak, ini bukan belekan, oke? Nah, karena virus ini menularnya sebagian besarnya melalui droplet, pastikan kalian enggak meludah, batuk atau bersin sembarangan. Selain karena bisa menyebabkan virus tersebar, di lain hal juga terlihat menjijikan geesss. Jijik tau nggak sih? Hiiihhh... Aku jijik sama maaaasssss.

Seperti apa sih Gejala Covid-19?

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti hidung berair dan meler, sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, dan demam; atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.

Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
  • Demam lebih dari 380 
  • Batuk
  • Sesak napas

Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah terpapar virus Corona. Jadi untuk kalian yang baru saja bepergian dari Luar Negeri terutama dari tempat berawalnya virus, harus memeriksakan diri ya, bukannya gimana-gimana, hanya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Kapan sih harus ke dokter? 

Tentu saja ketika kalian merasakan ketiga gejala umum Covid-19. Untuk di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri, rumah sakit rujukannya adalah RSUP Sardjito dan RSUD Panembahan Senopati siap 100% untuk menangani jika ada laporan pasien atau masyarakat membutuhkan surat bebas corona. Kenapa sih butuh banget surat bebas corona? Karena surat ini bisa jadi surat ajaib untuk bisa diterima di negara/kota/tempat yang akan dikunjungi.

Tapi kalo semuanya ke RSUP Sardjito, mbludhag nuh? Nah sebenernya bisa kok ke puskesmas dulu. Karena akan ada tatalaksana kasus sesuai kondisi pasien, setidaknya kita cepat tanggap agar pasien mendapat tindakan dari paramedis.
Udah ada anti-Virusnya belum?

Heh, jangan ngadi-ngadi, pertanyaan, tunggu ya. Untuk saat ini masih dikembangkan. Nah, jangan panik dulu, lalu apa sih yang harus dilakukan pasien yang merasa memiliki gejala Covid-19? Pastikan sudah dilakukan pengecekan di rumah sakit sehingga akan segera dilakukan tindakan terbaik.