Laman

Rabu, 31 Agustus 2011

Kue-kue Manis Penyebab Kanker Rahim

Lebaran kurang lengkap tanpa sajian manis seperti kue lapis, cake, atau biskuit. Rasanya manis dan enak. Namun, sebaiknya waspada. Makanan serba manis ternyata diindikasi menjadi pemicu sel kanker.

Saat Lebaran hampir seluruh camilan manis berjejer di atas meja ruang tamu. Mulai dari permen, roti, kue-kue kering hingga biskuit. Belum lagi aneka kue tradisional seperti aneka kue lapis, bolu, serta dodol. Semuanya serba legit dan manis.

Rasanya yang manis memang sangat enak di lidah, namun tetap harus waspada. Menurut sebuah penelitian terbaru, kebiasaan ngemil makanan manis khususnya pada wanita dapat meningkatkan resiko terkena kanker rahim.

Penelitian yang diterbitkan the jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention ini, menyebutkan konsumsi 2-3 kali seminggu makanan manis, membuat wanita beresiko terkena penyakit sebanyak 33% daripada mereka yang jarang. Jika kebiasaan ngemil lebih dari 3 kali dalam seminggu, resiko kanker rahim akan meningkat menjadi 42 %.

Untuk mencari hubungan antara makanan manis dan kanker rahim, para ilmuawan Swedia mempelajari data dari ribuan wanita pada tahun 1987 dan 1990. Penelitian tersebut telah menjawab puluhan pertanyaan terkait kesehatan diet, gaya hidup, berat badan dan kesehatan secara umum.

Sepuluh tahun kemudian, mereka yang masih hidup menjawab pertanyaan yang lebih luas tentang kebiasaan makan mereka. Pada 2008, para peneliti mencocokkan jawaban wanita tersebut dengan catatan medis mereka. Hal ini dilakukan untuk mencari diagnosa kanker rahim. Hasilnya, mereka menemukan 729 kasus dari 61.226 wanita yang dipelajarinya.

Diketemukan bahwa makanan manis berupa permen, minuman ringan atau soda serta selai tidak memiliki kandungan berbahaya yang bisa meningkatkan resiko terkena kanker. Sedangkan buat wanita yang sering makan kue, roti, dan biskuit dengan kadar gula tinggi bisa memicu resiko hingga 42 % terkena kanker rahim.

Studi ini hanya melihat seberapa sering hal tersebut dilakukan dan tidak melihat seberapa banyak mereka makan makanan manis tersebut. Namun, asupan 35 gram gula sehari tidak hanya bisa menyebabkan kanker, dan tubuh melar, tetapi juga bisa meningkatkan risiko tumor sebanyak 36 %.

Para ilmuwan dari Stockholm’s Karolinska Institute juga mengatakan bahwa makanan yang mengandung kadar gula tinggi bisa membuat tubuh melepaskan lebih banyak insulin. Hal ini merangsang pertumbuhan sel-sel di endometrium atau lapisan rahim secara berlebihan.

Makanan dengan kadar gula berlebih juga dapat meningkatkan kadar hormon estrogen yang telah terbukti memicu pertumbuhan tak terkendali sel-sel pada tubuh. Inilah yang merupakan citi khas sel kanker.

source: www.detikfood.com/read/2011/08/30/092028/1713437/900/kue-kue-manis-penyebab-kanker-rahim

The Effect of 'Prasangka'


Saya adalah orang yang sering kali berprasangka terhadap orang. Dan sepertinya itu adalah bawaan sejak saya lahir. Susah untuk di hilangkan, karena setiap kali saya berfikir, maka prasangka itu akan hadir. Entah itu sewaktu saya sedang memandangi seseorang, sesuatu atau sedang melamun. Ada-ada saja yang saya fikirkan dan selalu menjadi prasangka. Terkadang ada penetralisirnya, yaitu positive thinking. Sayangnya, hidup saya sudah ilingkupi prasangka buruk, dan kebanyakan dari itu adalah benar. Dari pengkhianatan seorang sahabat hingga pengkhianatan seorang kekasih.
Saya selalu bingung membedakan antara insting, feeling, naluri dan prasangka. Semuanya nampak sama, padahal jelas berbeda. Namun, saya hanya menganggap bahwa itu semua adalah fikiran buruk saya.
Terkadang prasangka saya adalah naluri yang benar, namun tak jarang prasangka saya adalah su'udhzon... Saya bingung.
Jadi saya bingung, memahami setiap informasi yang saya dapat. Sering saya menelan mentah-mentah pendapat seseorang tanpa saya fikir masak-masak. Kemudian ada pendapat yang kontra, barulah saya mulai berfikir, memikirkan kebennaran yang sesungguhnya. Dan tak jarang saya harus menelan getir kekcewaan ketika saya tahu bahwa prasangka saya benar.
Hanya penyesalan yang tersisa setiap kali saya berburuk sangka. Entah sampai kapan saya harus diliputi fikiran-fikiran aneh seperti itu. Setiap kali kelelahan mendera dan kepenatan menumpuk, fikiran saya menjadi kalut dan buntu. Maka prasangka itu akan setia menyapa. Menumbuhkan kebutaan hati.
Maafkan saya apabila ada yang pernah menjadi korban prasangka saya.. Mumpung sekarang masih dalam nuansa lebaran, Semoga masih ada pintu maaf terbuka lebar untuk saya.
Dan untuk yang pernah membuktikan kebenaran prasangka saya dan berbuah sakit hati, insya allah saya ikhlas, entah seberapa parah kau rusakkan hati ini, maafku masih luas terbentang untuk maaf yang terpinta.
Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin... ^^

Menjilbabi Diri


Menjilbabi berarti membungkus diri. Memberi sebuah barier dalam diri seseorang. Jilbab identik dengan muslimah. Wanita muslim yang berjilbab nampak begitu anggun dan cantik. Jilbab merupakan pembuktian penyerahan diri pada kodratnya, sebagai wanita muslimah sejati yang menghormati keberadaan auratnya.
Sayangnya kini, jilbab bukan sebagai tanda takwa, namun sebagai trend atau sekedar fashion. Syariat pun tidak diindahkan, yang penting menutup kepala dan berbentuk jilbab. Bahkan tidak dibarengi dengan sikap mulia seorang muslimah.
Memang benar kepalanya terbungkus, namun terkadang poni menyembul keluar, ujung rambut tetap nampak dan pakaian yang ketak dan mini tetap dipakai. Bukan saya munafik atau bagaimana, tapi miris juga ngelihat anak-anak jaman sekrang lebih mengedepankan mode daripada sebuah perintah.
Meski begitu tetap salut, mereka mau berjilba, daripada yang menepis perintah itu dengan ucapan "belum siap" atau "menunggu ilham (ilham SM*SH???)" atau "yang penting menjilbabi hati dulu..."
Helllooooo.... Klo nggak segera berjilbab, kapan siapnya neng??? Nunggu kiamat dulu baru pake??? Hadewh.... Mulai belajar dulu, klo pergi maen, berjilbab, ntar pasti kerasa nyamannya dan nggak bakalan lepas-pakai-lepas-pakai.... Terus ngapain nunggu ilham kalo make jilbab??? tinggal pake aja ribet harus nunggu si ilham dulu.... hohohoo... Dan ngapain njilbabi hati klo dirinya belum di jilbabi???? Bukankah seiring dengan berjilbab, hati akan ikut terjilbabi, tingkah laku akan teratur...
Wahahahaha.... Sekarang masih banyak makhluk berjilbab tapi kelakuannya masih sama kayak makhluk yg nggak berjilbab. Maka buat kawan-kawan muslimah di seluruh penjuru dunia, nyok kita berjilbab, dan mulai memperbaiki akhlaq kita agar kita menjadi muslimah sejati, wanita sholehah yang menjadi perhiasan dunia... He...

Selasa, 30 Agustus 2011

The Beautiful Trouble Maker


Kembang api dan mercon adalah barang wajib bagi anak-anak di bulan ramadhan, terutama sewaktu malam takbiran. Memang indah sewaktu di nyalakan, menyemarakan sepinya malam dan menambah indah panorama langit kelam. Pancaran cahaya dan dentum suaranya begitu memukau setiap orang yang melihatnya. Rasanya hambar jika selama bulan ramadhan dan malam takbiran tidak diisi dengan khas suara mercon dan nyala kembang api. Sayangnya, si cantik yang begitu mempesona terkadang menjadi si cantik yang berbahaya. Api yang menjilat-jilat di udara, terkadang tak bertempat di tempat yang semestinya. semua tergantung pada si penyala kembang api atau mercon. Dan inilah yang terjadi sewaktu malam takbiran menjelang hari raya idul fitri 1432 H. Gema takbir yang di iringi musik reggae menggaung di setiap penjuru desa yang di lewati. Jama'ah takbir dusun Baran Wetan, Umar bin Khotob masuk ke lapangan Kerdonmiri yang sudah terisi penuh oleh jama'ah dari dusun yang lain. Gema takbir sahut menyahut. dentum suara mercon dan kembang api yang dinyalakan menggetarkan langit kelam yang penuh dengan mendung. Keindahan malam takbir terusik oleh jeritan orang seiring dengan suara dentuman mercon yang menampilkan pijaran dan percikan api. Jama'ah yang bertempat di sebelah barat ramai oleh jeritan dan tangisan. Sungguh sangat memilukan. Malam takbir yang seharusnya diisi dengan teriakan lantang bertakbir, justru penuh dengan tangisan menyayat dan jeritan yang memekakkan telinga. Tak berapa lama kemudian, barisan jama'ah masjid saya terusik oleh percikan api yang bersamaan dengan dentuman suara mercon. Adik-adik kecil menjerit, begitu pula ibu-ibu yang ada di barisan belakang. Kebetulan saya sedang berada di barisan depan. Setelah adik-adik menyingkir dan beberapa remaja menyelamatkan adik-adik yang terkena mercon, saya terkaget-kaget dengan beberapa orang yang tiba-tiba nampak saling dorong di depan mata saya, oncor yang tadinya berdiri tegak di depan saya sudah ditendang dan nyaris terbakar. Saya segera melompat mundur. Takut. Ternyata itu adlah tetangga saya yang tidak terima melihat istrinya yang tengah hamil besar di dorong2 oleh orang yang sibuk mencari penyala mecon pembawa petaka tadi. Sungguh jama'ah kami tidak terima telah dituduh sebagai penyala mercon pembawa petaka. Jama'ah kami berseteru dengan jama'ah lain. Tak berapa lama, keranda yang dijadikan aksesoris jama'ah dusun lain terbakar. Beberpa polisi mendekat untuk mengkondisikan suasana. Jama'ah kami memilih kembali ke masjid bersama jama'ah dusun lain. Masih ada tanya di benak kami, siapa si penyala mercon pembawa petaka? Tega-teganya hingga membuat jama'ah kami tertuduh sebagai tersangka, padahal kami sebernarnya korban? Kembang api yang begitu mempesona, nampak memuakkan dimata saya. Bukan asapnya yang menyesakkan dada, akan tetapai percikan apinya yang menyakiti adik-adik santri di jama'ah takbiran...

Senin, 29 Agustus 2011

Reuni: Waktunya Untuk Temu Kangen


Reuni adalah moment yang tepat untuk saling kumpul bersama kawan-kawan lama yang sudah bertahun-tahun nggak bertemu. entah itu teman sewaktu SD, SMP, SMA ato semasa kuliah. Reuni yang mempunyai nama lain temu kangen biasanya di adakan selepas lebaran. karena pada saat tersebut yang lagi kerja ada waktu libur, yang sedang merantau pasti mudik, hehehe...
Dan saya adalah orang yang sering melewatkan moment-moment indah seperti reuni dan buber (buka bersama), maklumlah, saya tinggal di daerah pundak pegunungan. bukan maskudnya pelosok dan bener-bener pedalaman, tapi karena nggak ada yang nganter jemput. hohohoho... saya bukan jelangkung yang dateng tak di jemput, pulang tak di anter.
Apalagi saat buka bersama yang pasti pulangnya malem, saya tidak diperbolehkan untuk sembarangan nginep, dan tidak ada yg bakalan sempat jemput saya, walhasil saya selalu tak bisa ikut buber bersama temen-temen.
Dan sudah beberapa kesempatan untuk reuni bareng temen-temen saya lewatkan karena alasan klasik seperti di atas.
Semoga tahun ini bisa berkumpul bersama kawan-kawan SMP saya. Karena saya sudah lama tak bertemu mereka, hampir 6 tahun lamanya. OMG. Kangen banget dengan kalian semua.
Bertempat di pemancingan Simo, Ponjong, saya berharap bisa datang, entah bagaimanapun caranya. Saya tak mau melewatkan moment indah tersebut.
Guys, Our friendship is Forever.... :)

Minggu, 28 Agustus 2011

Dilema Pacaran

Pacaran.
Sebuah kata yang tak asing lagi di telinga kita. sayangnya, bukan hanya yang sudah 17 tahun ke atas saja yang kerap bergelut dengan kata tersebut, bahkan adek2 yang masih duduk di bangku SD saja sudah paham dan mengerti apa itu pacaran. Sebenarnya, betul nggak sih pacaran. Dari berbagai sumber yang saya dapatkan, ada yang menuturkan bahwa pacaran itu haram, dan ada yang menyanggahnya. Terus, kita sebaiknya ngikut yang mana? Kita sebaiknya mengikuti jalan yang kita fahami. Jika kita memang yakin bahwa pacaran itu haram, karena dalam pacaran akan ada banyak kemungkinan menuju sebuah kemaksiatan dan lebih banyak mudhorot'ny ketimbang baeknya, ya mungkin lebih baik di hindari. Apabila lebih mantap untuk pacaran sebagai gerbang perkenalan menuju pernikahan, it's OK. asalkan masih pada lajur yang benar dan patuh pada norma-norma. Saya pernah berdiskusi dengan senior saya di basecamp bersama sahabat-sahabat saya yang jomblo (kebetulan saat itu saya juga jomblo), jadi serasa di kelas makhluk jomblo yang sedang mengikuti mata kuliah pacaran 5 sks. Senior saya tersebut mengisahkan bahwa dirinya mempunyai banyak cewek dalam satu waktu. Artinya dia adalah playboy sejati. Namun, dari semua ceweknya, tidak ada yg membenci dirinya, karena beliau (hahhaha...), menerapkan sebuah ilmu penting yang tepat diterapkan dalam berpacaran. Beliau bercermin pada rukun Islam. Jika rukun Islam ada : syahadat, sholat, zakat, puasa dan naik haji. Maka dalam berpacaran akan menjadi sperti ini:

  1. Ikrar. Ikrar yang menyatakan bahwa dirinya tidak hanya mencintai kekasihnya, akan tetapi juga handai taulan beserta seluruh keluarga kekasihnya. Maka seperti apapun keadaan keluarga kekasihnya dan kekasihnya itu sendiri, harus di terima dgn lapang dada. 
  2. Komunikasi. Pertahanan sebuah hubungan adalah komunikasi. jika komunikasi tidak lancar, maka hubungan tersebut akan rapuh. Akan tetapi jika dalam sebuah hubungan terjadi sebuah komunikasi yang aktif dan sehat, Insya allah akan tercipta sebuah hubungan yang erat dan dekat. 
  3. Saling memberi. Rejeki adalah milik bersama. Jika ada salah satu yang kebetulan mendapat rejeki banyak, harus berbagi, dan begitupula sebaliknya. Mulai belajar memberi nafkah lahir, materi, meski tidak harus berlebihan. Adakalanya memberi sedikit surprise atau hadiah meskipun bukan di hari istimewanya, itu akan menjadi sebuah semangat dalam sebuah ikatan.
  4. Menahan diri. Menahan diri atas segala hawa nafsu yang alami dalam diri kita, alias syahwat.
  5. Menikah. Jika kita sudah bisa melaksanakan semuanya dan kita sudah bisa memahami dan menerima satu sama lain, maka lebih baik melangsungkan pernikahan untuk menjadikan kekasih kita halal untuk kita.
Jadi kesimpulannya, bukan sepakat atau tidak sepakat tentang haramnya pacaran, akan tetapi, rasakan indahnya masa ta'aruf, membangun diri kita untuk menjadi pribadi yang baik dan menyiapkan diri kita untuk menjadi yang terbaik bagi pasangan hidup kita. semoga menjadi sebuah pencerahan yang indah!!