Laman

Minggu, 17 Juni 2012

First Anniversary


"An anniversary is a day that commemorates or celebrates a past event that occurred on the same day of the year as the initial event."


Mungkin berbeda sedikit dengan birthday. Kalo anniversary adalah event, sementara birthday adalah kelahiran. Tapi kalo di bahasa Indonesia, tetap saja selamat ulang tahun. Meski sebenarnya bukan tahunnya yang di ulang, tetap saja penyebutannya ulangtahun.
Hari-hari perayaan seperti ini akan selalu dibanjiri dengan hadiah-hadiah. Mungkin sudah identik dan sudah membudaya. Tapi kenapa harus di perayaan seperti itu, sangat spesialkah hari itu???
Bagiku, memberi hadiah bisa kapan saja, hanya memang, pada hari perayaan tersebut akan lebih terasa istimewa. He...
Dan sekarang adalah anniversary untuk yang pertama kali untuk menyapa satu tahun aku pacaran. Ho.... It's so great. Bukan apa-apa. Hanya saja memang lucu. Setahun yang lalu aku resmi pacaran dengan orang yang ku suka sejak kelas 1 di STM dulu. Sebenarnya sudah lost contact sejak lama, tapi sewaktu erupsi merapi, aku mulai dekat lagi dengannya.
Banyak hal-hal yang terlewatkan, bahkan aku nggak tahu kalau dia sudah ada yang punya. Ho... Bikin down banget. Tapi sebagai secret admirer sejati, it doesn't matter. Sebelum janur kuning melengkung, maka masih ada kemungkinan dia jodoh saya. (Ngarep bangeeetttt....)
Tepat setahun yang lalu 18 Juni, aku dan dia main ke Paris. Sebenarnya hari itu aku ada acara di basecamp, tapi aku tunda dulu, karena kebetulan acaranya ada menginapnya segala, jadi aku anggap nggak apa-apa kalu datang terlambat. He....
Waktu itu, aku masih belum nyadar kalau saat itu dia menyatakan bahwa kita resmi pacaran. Yang ku ingat hanyalah, dia bertanya, "Kamu sayang nggak sama mas?"
Ya ku jawab saja, "Ya,"
Karena memang seperti itu perasaanku, tergelitik rasa penasaran karena dia belum lama putus dengan pacarnya, aku pun gantian bertanya,
"Kalau mas, sayang nggak sama aku?"
dan dia menjawab "Ya,"
Saat itu aku belum ngeh, kalau dengan percakapan singkat itu saja kami sudah resmi pacaran. Aku disadarkan oleh temanku yang mendengarkan curhatanku. Ngerasa bego' sedunia sewaktu tahu bahwa aku telat nyadarnya.
Ah, aku memang nggak pernah peka dengan situasi seperti itu. Di deketin cowok saja tak pernah nyadar, eh, mpe di tembak pun nggak paham juga.
Senangnya... Ternyata sudah setahun. Nggak kerasa ya...
Aku sih pengennya sampe hubungan yang serius. Aamiin....

Selasa, 12 Juni 2012

SNMPTN Menyisakan Kenangan

Jadi inget 3 tahun yang lalu, ikut SNMPTN di UNY.
Pertama kali datang buat ngambil formulir aja, nyasar kemana-mana. Tanya sana tanya sini, akhirnya mblusuk kemana-mana.Ho... Penuh perjuangan sekali hanya untuk datang ke GOR'ny. Hari pertama ujian, dateng di anterin mas'q tercinta.
Sampai disana, nungguin jam sambil mengeluarkan jurus kepompong (tengok kanan tengok kiri, sapa tahu ketemu sama tetangga).
Eh, lagi asyik-asyiknya ber-"kepompong ria", ada seorang cowok sibuk ngobrol sama hape-nya. Ngomongnya nyerocos, mungkin lebih dari sekedar cerewet. seperti kereta api yang remnya blong. Aku senyum-senyum sendiri. Eh, tiba-tiba di samperin sama cowok itu.

Cwok: "Hai,"
Aku: (dengan tampang bego, yang bego'ny melebihi apapun itu) "Hai"
Cwok: "Tahu bahasa bangka belitung ya?"
Aku: (nyengir dulu, paham darimana gw bahasa babel, bahasa jawa aja masih gagu) "Nggak"
Cwok: "Lhah tadi kenapa senyum2 pas denger saya telpon ibu saya?"
Aku: (senyum dgn wajah polos tanpa dosa) "Lucu aja, ngomongnya cepet banget kayak kereta api nggak ada remnya,"

Dan percakapan itu berlanjut hingga masuk jam ujian. Dan hingga saat ini aku tidak tahu siapa namanya, berapa nomer telfonnya. Kenapa? Nggak punya inisiatif buat tanya, keasyikan ngobrol.
Yang lebih errornya lagi sewaktu ujian adalah, fakta bahwa aku dari STM, dan saat ujian mengambil IPS, sedheeengggg.....!!!!
IPS yang ku tahu hanya sebatas sejarah, itu yang paling aku paham. Kenapa? Karena isinya cuma dongeng aja, asik kalau dibaca. Tapi ternyata, ada Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi.
Huwaaahhh... Saatnya berburu buku-buku pelajaran. Dan alhasil aku pinjem tetangga. Bayangkan aku pinjamnya sore hari, dan aku belajarnya malah hari, dan sebelum subuh aku sudah harus menunggu bus, berangkat ke Jogja.
Dari sekian banyaknya buku yang aku pinjem, yang paing aku pahami hanya Sejarah dan Sosiologi. Yang lainnya: Zooonnnkkkk.....!!!!
Yang pasti setelah ngerjain soal IPS itu, aku merasa sudah tak memiliki harapan.
Aku hanya mengikuti anjuran dari orang-orang yang pernah ngobrol denganku, "Nggak perlu dikerjain semua, jawab aja yang kamu benar-benar tahu, kalau nggak yakin benar, tinggal aja,"
Dan walhasil, lembar kerjaku banyak bolongnya. Dan akhirnya hanya bisa pasrah.
Sewaktu pengumuman, aku meminta mas'q yang satunya lagi untuk melihat hasil SNMPTN. Tengah malam, lagi enak-enaknya tidur di telfon mas'q. Dia bilang aku lolos.
"Ini kodenya: bla3x...."
Aku lihat buku panduan, ternyata aku masuk PGSD. Dan diminta sama kedua orangtuaku dan mas'q yang satunya untuk ambil univ swasta aja. Ya sudah..,
And you know what? Temen2'ku jebolan SNMPTN yang gak masuk PGSD. Sedheng gak tuh????
Bener2 konyol dah....

Senin, 11 Juni 2012

Uneg-uneg Sewaktu SD

Pernahkah kita berfikir untuk menjadi oranglain? Orang yang lebih daripada kita? Entah lebih tampan/cantik, lebih kaya, lebih pintar, dll. Kebanyakan dari kita akan menjawab: Pernah. Ya, seperti kata pepatah, rumput tetangga lebih hijau/segar. Kenapa? Karena kita hanya memandangi pelangi dilangit, pelangi itu hanya bias cahaya. Indah memang, tapi kita tak pernah menyadari bahwa cahaya dari diri kita jauh lebih indah daripada pelangi yang muncul seusai hujan itu.
Apakah dengan menjadi oranglain, kita akan menjadi lebih bahagia? Jawabannya adalah: belum tentu. Yang kita pandang setiap hari adalah raga, seonggok daging yang sama dengan daging yang kita miliki. Yang menjadikannya berbeda adalah isi dari raga tersebut. Jika kita masuk ke dalam raga orang lain, sementara kita tidak memiliki niatan untuk menajdi yang lebih baik, sama saja bohong. Bisa jadi setelah kita berubah menjadi orang lain, kita akan menanyakan hal yang serupa, "Mengapa aku tidak menjadi dia saja?"
Ah, andai saja dulu kita bisa request pada Tuhan, pasti kita akan meminta yang sempurna. Ya, itulah manusia, tidak pernah merasa cukup. It's OK bila itu tentang amal ibadah kita merasa tidak cukup, akan tetapi jika menyangkut hal-hal duniawi/ubud dunya, wow!
Yang harus kita lakukan sekarang bukannya mengeluh kepada Tuhan dengan keluhan-keluhan yang membosankan, tapi yang harus kita lakukan adalah introspeksi diri, mengevaluasi, apakah yang kurang dari diri kita sehingga kita memandang lebih pada oranglain. Jika kita sudah menemukannya, perbaikilah, jadikan diri kita lebih daripada oranglain. Bukan berarti kita harus memandang bahwa diri kita lebih baik dari oranglain. Bukan! Itu namanya sombong, riya', angkuh.
Kita jadikan oranglain sebagai pembanding. Sesekali bolehlah kita melihat keatas untuk melihat bahwa kita belum cukup tinggi dalam peraihan cita-cita. Tapi jangan selalu melihat ke atas, jadinya nanti akan pusing dan stress sendiri. Sesekali kita harus melihat ke bawah, untuk mensyukuri apa yang telah kita capai. Tapi jangan terlalu sering melihat ke bawah, jadinya nanti jatuh tersungkur dan sakit sendiri.
Intinya adalah kita harus mendyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Mungkin lahir ke dunia ini adalah sebungkus hadiah. Tergantung kita memaknai hadiah itu seperti apa. Akan kita sia-siakan dan kita buang tanpa melihat isinya? Ataukah kita miliki dan kita nikmati hadiah yang ada didalamnya?
Itu terserah pada pembaca yang menilainya. ^_^