Jadi inget 3 tahun yang lalu, ikut SNMPTN di UNY.
Pertama kali datang buat ngambil formulir aja, nyasar kemana-mana. Tanya sana tanya sini, akhirnya mblusuk kemana-mana.Ho... Penuh perjuangan sekali hanya untuk datang ke GOR'ny. Hari pertama ujian, dateng di anterin mas'q tercinta.
Sampai disana, nungguin jam sambil mengeluarkan jurus kepompong (tengok kanan tengok kiri, sapa tahu ketemu sama tetangga).
Eh, lagi asyik-asyiknya ber-"kepompong ria", ada seorang cowok sibuk ngobrol sama hape-nya. Ngomongnya nyerocos, mungkin lebih dari sekedar cerewet. seperti kereta api yang remnya blong. Aku senyum-senyum sendiri. Eh, tiba-tiba di samperin sama cowok itu.
Cwok: "Hai,"
Aku: (dengan tampang bego, yang bego'ny melebihi apapun itu) "Hai"
Cwok: "Tahu bahasa bangka belitung ya?"
Aku: (nyengir dulu, paham darimana gw bahasa babel, bahasa jawa aja masih gagu) "Nggak"
Cwok: "Lhah tadi kenapa senyum2 pas denger saya telpon ibu saya?"
Aku: (senyum dgn wajah polos tanpa dosa) "Lucu aja, ngomongnya cepet banget kayak kereta api nggak ada remnya,"
Dan percakapan itu berlanjut hingga masuk jam ujian. Dan hingga saat ini aku tidak tahu siapa namanya, berapa nomer telfonnya. Kenapa? Nggak punya inisiatif buat tanya, keasyikan ngobrol.
Yang lebih errornya lagi sewaktu ujian adalah, fakta bahwa aku dari STM, dan saat ujian mengambil IPS, sedheeengggg.....!!!!
IPS yang ku tahu hanya sebatas sejarah, itu yang paling aku paham. Kenapa? Karena isinya cuma dongeng aja, asik kalau dibaca. Tapi ternyata, ada Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi.
Huwaaahhh... Saatnya berburu buku-buku pelajaran. Dan alhasil aku pinjem tetangga. Bayangkan aku pinjamnya sore hari, dan aku belajarnya malah hari, dan sebelum subuh aku sudah harus menunggu bus, berangkat ke Jogja.
Dari sekian banyaknya buku yang aku pinjem, yang paing aku pahami hanya Sejarah dan Sosiologi. Yang lainnya: Zooonnnkkkk.....!!!!
Yang pasti setelah ngerjain soal IPS itu, aku merasa sudah tak memiliki harapan.
Aku hanya mengikuti anjuran dari orang-orang yang pernah ngobrol denganku, "Nggak perlu dikerjain semua, jawab aja yang kamu benar-benar tahu, kalau nggak yakin benar, tinggal aja,"
Dan walhasil, lembar kerjaku banyak bolongnya. Dan akhirnya hanya bisa pasrah.
Sewaktu pengumuman, aku meminta mas'q yang satunya lagi untuk melihat hasil SNMPTN. Tengah malam, lagi enak-enaknya tidur di telfon mas'q. Dia bilang aku lolos.
"Ini kodenya: bla3x...."
Aku lihat buku panduan, ternyata aku masuk PGSD. Dan diminta sama kedua orangtuaku dan mas'q yang satunya untuk ambil univ swasta aja. Ya sudah..,
And you know what? Temen2'ku jebolan SNMPTN yang gak masuk PGSD. Sedheng gak tuh????
Bener2 konyol dah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar