Laman

Senin, 11 Juni 2012

Uneg-uneg Sewaktu SD

Pernahkah kita berfikir untuk menjadi oranglain? Orang yang lebih daripada kita? Entah lebih tampan/cantik, lebih kaya, lebih pintar, dll. Kebanyakan dari kita akan menjawab: Pernah. Ya, seperti kata pepatah, rumput tetangga lebih hijau/segar. Kenapa? Karena kita hanya memandangi pelangi dilangit, pelangi itu hanya bias cahaya. Indah memang, tapi kita tak pernah menyadari bahwa cahaya dari diri kita jauh lebih indah daripada pelangi yang muncul seusai hujan itu.
Apakah dengan menjadi oranglain, kita akan menjadi lebih bahagia? Jawabannya adalah: belum tentu. Yang kita pandang setiap hari adalah raga, seonggok daging yang sama dengan daging yang kita miliki. Yang menjadikannya berbeda adalah isi dari raga tersebut. Jika kita masuk ke dalam raga orang lain, sementara kita tidak memiliki niatan untuk menajdi yang lebih baik, sama saja bohong. Bisa jadi setelah kita berubah menjadi orang lain, kita akan menanyakan hal yang serupa, "Mengapa aku tidak menjadi dia saja?"
Ah, andai saja dulu kita bisa request pada Tuhan, pasti kita akan meminta yang sempurna. Ya, itulah manusia, tidak pernah merasa cukup. It's OK bila itu tentang amal ibadah kita merasa tidak cukup, akan tetapi jika menyangkut hal-hal duniawi/ubud dunya, wow!
Yang harus kita lakukan sekarang bukannya mengeluh kepada Tuhan dengan keluhan-keluhan yang membosankan, tapi yang harus kita lakukan adalah introspeksi diri, mengevaluasi, apakah yang kurang dari diri kita sehingga kita memandang lebih pada oranglain. Jika kita sudah menemukannya, perbaikilah, jadikan diri kita lebih daripada oranglain. Bukan berarti kita harus memandang bahwa diri kita lebih baik dari oranglain. Bukan! Itu namanya sombong, riya', angkuh.
Kita jadikan oranglain sebagai pembanding. Sesekali bolehlah kita melihat keatas untuk melihat bahwa kita belum cukup tinggi dalam peraihan cita-cita. Tapi jangan selalu melihat ke atas, jadinya nanti akan pusing dan stress sendiri. Sesekali kita harus melihat ke bawah, untuk mensyukuri apa yang telah kita capai. Tapi jangan terlalu sering melihat ke bawah, jadinya nanti jatuh tersungkur dan sakit sendiri.
Intinya adalah kita harus mendyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Mungkin lahir ke dunia ini adalah sebungkus hadiah. Tergantung kita memaknai hadiah itu seperti apa. Akan kita sia-siakan dan kita buang tanpa melihat isinya? Ataukah kita miliki dan kita nikmati hadiah yang ada didalamnya?
Itu terserah pada pembaca yang menilainya. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar