"Cinta sejati hadir bukanlah saat kita bersanding, akan tetapi ketika kita merasa bahwa kita selalu bersama meski kita di ruang dan waktu yang berbeda..."
Ketika mata terpejam, aku melihat
banyak bintang. Aku tak mengerti, darimana datangnya kelip itu. Yang aku tahu,
semuanya begitu indah. Mungkin harusnya ku katakan padamu lebih awal, bahwa
bintang itu begitu bercahaya, seperti tatapan matamu.
Kau tahu, ketika aku mengetahui
bahwa kau juga mencintai raga ini, mencintai hatiku, mencintai seluruh yang ada
dalam diriku, sungguh, aku sangat bahagia. Aku seakan melihat pelangi di sudut
langit senja. Begitu indah.
Kau tahu, ketika aku mengetahui bahwa
kau sedia menerimaku apa adanya, mau membawaku ke dalam kehidupan yang lebih
baik, menjadikan diri ini sempurna dalam kesempurnaan cintamu, aku sangat
tersanjung. Aku seakan menjadi satu-satunya bidadari di dunia ini, yang
terindah, yang kau miliku.
Akan tetapi mengapa, mengapa
ketika jemari kita telah terpaut satu, ada yang berusaha pisahkan. Ah, andai
saja setiap nada cinta yang tercipta hanya dari kita berdua, tak ada yang
mengusik, alangkah bahagianya hidup yang kita lalui bersama.
Sakit rasa di hati ketika ku
ketahui bahwa yang mencoba memisahkan kita adalah keduaorangtua kita. Orang
yang selalu kita cintai, kita hormati, yang selalu berkata bahwa mereka mengharapkan
kebahagiaan untuk kita, tapi kenapa harus seegois ini.
Kau tahu, selama ini yang ku tahu
adalah jodoh di tangan Allah SWT. Sudah di atur oleh sang Pencipta. Tapi yang ku
lihat sekarang, jodoh itu di tangan orangtua. Sudah diatur begitu rupa oleh
mereka.
Jika kita membangkang, sudah
pasti kata “durhaka” tersemat dalam diri kita. Seandainya kita menurut, ah, itu
sama saja membunuh kita secara perlahan. Karena kau adalah canduku, aku
membutuhkanmu karena aku mencintaimu. Apakah kita nanti jika jadi orangtua akan
seperti mereka? Ah, aku juga tak tahu pasti.
Kata mereka aku tak akan bahagia
denganmu. Tapi siapa yang menentukan kita akan bahagia atau tidak. Kita yang
menggenggam masa depan, bukan mereka. Tanggung jawab mereka hanyalah memberi
restu.
Seandainya alasan mereka untuk
menolak keberadaanmu sebagai pendampingku begitu masuk akal dan dapat ku
terima, aku pasti akan mundur dan menuruti keinginan mereka. Tapi terkadang
alasan mereka begitu absurd dan tak
boleh ku ketahui kejelasannya. Adakah yang tersembunyi? Ataukah aku memang
sudah dijodohkan dengan yang lain. Aku pun tak mengerti.
Jika surat ini sampai di
tanganmu, yakinlah aku selalu menjaga cinta kita. Bahagia ini milik kita
berdua. Suatu saat nanti akan kita buktikan pada mereka, bahwa kita ini memang
ditakdirkan untuk bersama, meskipun itu harus dengan mati bersamamu.
Dengan seluruh cinta kasih yang
kumiliki. Aku berjanji setia menjaga cinta ini. Tak usah dengar apa kata orang
yang ada disekelilingmu. Yakin sajalah bahwa diriku selalu ada untukmu,
disampingmu, menemani setiap langkahmu.
Bahkan hingga nanti mataku tak lagi terpejam, dan bintang-bintang
itu menghilang, aku ingin kau disisiku, dan bintang-bintang itu tergantikan
dengan binar matamu.
Terimakasih untuk seluruh kisah cinta yang telah kita mulai
bersama. Saatnya kita lanjutkan kisah ini dan berharap agar jemari kita tetap
saling bertautan.
Zulaikha
*) ala Romeo and Juliet