Laman

Selasa, 07 Agustus 2012

Letter to Rohmad


"Cinta sejati hadir bukanlah saat kita bersanding, akan tetapi ketika kita merasa bahwa kita selalu bersama meski kita di ruang dan waktu yang berbeda..."


Ketika mata terpejam, aku melihat banyak bintang. Aku tak mengerti, darimana datangnya kelip itu. Yang aku tahu, semuanya begitu indah. Mungkin harusnya ku katakan padamu lebih awal, bahwa bintang itu begitu bercahaya, seperti tatapan matamu.
Kau tahu, ketika aku mengetahui bahwa kau juga mencintai raga ini, mencintai hatiku, mencintai seluruh yang ada dalam diriku, sungguh, aku sangat bahagia. Aku seakan melihat pelangi di sudut langit senja. Begitu indah.
Kau tahu, ketika aku mengetahui bahwa kau sedia menerimaku apa adanya, mau membawaku ke dalam kehidupan yang lebih baik, menjadikan diri ini sempurna dalam kesempurnaan cintamu, aku sangat tersanjung. Aku seakan menjadi satu-satunya bidadari di dunia ini, yang terindah, yang kau miliku.
Akan tetapi mengapa, mengapa ketika jemari kita telah terpaut satu, ada yang berusaha pisahkan. Ah, andai saja setiap nada cinta yang tercipta hanya dari kita berdua, tak ada yang mengusik, alangkah bahagianya hidup yang kita lalui bersama.
Sakit rasa di hati ketika ku ketahui bahwa yang mencoba memisahkan kita adalah keduaorangtua kita. Orang yang selalu kita cintai, kita hormati, yang selalu berkata bahwa mereka mengharapkan kebahagiaan untuk kita, tapi kenapa harus seegois ini.
Kau tahu, selama ini yang ku tahu adalah jodoh di tangan Allah SWT. Sudah di atur oleh sang Pencipta. Tapi yang ku lihat sekarang, jodoh itu di tangan orangtua. Sudah diatur begitu rupa oleh mereka.
Jika kita membangkang, sudah pasti kata “durhaka” tersemat dalam diri kita. Seandainya kita menurut, ah, itu sama saja membunuh kita secara perlahan. Karena kau adalah canduku, aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu. Apakah kita nanti jika jadi orangtua akan seperti mereka? Ah, aku juga tak tahu pasti.
Kata mereka aku tak akan bahagia denganmu. Tapi siapa yang menentukan kita akan bahagia atau tidak. Kita yang menggenggam masa depan, bukan mereka. Tanggung jawab mereka hanyalah memberi restu.
Seandainya alasan mereka untuk menolak keberadaanmu sebagai pendampingku begitu masuk akal dan dapat ku terima, aku pasti akan mundur dan menuruti keinginan mereka. Tapi terkadang alasan mereka begitu absurd dan tak boleh ku ketahui kejelasannya. Adakah yang tersembunyi? Ataukah aku memang sudah dijodohkan dengan yang lain. Aku pun tak mengerti.
Jika surat ini sampai di tanganmu, yakinlah aku selalu menjaga cinta kita. Bahagia ini milik kita berdua. Suatu saat nanti akan kita buktikan pada mereka, bahwa kita ini memang ditakdirkan untuk bersama, meskipun itu harus dengan mati bersamamu.
Dengan seluruh cinta kasih yang kumiliki. Aku berjanji setia menjaga cinta ini. Tak usah dengar apa kata orang yang ada disekelilingmu. Yakin sajalah bahwa diriku selalu ada untukmu, disampingmu, menemani setiap langkahmu.
Bahkan hingga nanti mataku tak lagi terpejam, dan bintang-bintang itu menghilang, aku ingin kau disisiku, dan bintang-bintang itu tergantikan dengan binar matamu.
Terimakasih untuk seluruh kisah cinta yang telah kita mulai bersama. Saatnya kita lanjutkan kisah ini dan berharap agar jemari kita tetap saling bertautan.


Zulaikha

*) ala Romeo and Juliet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar