Laman

Jumat, 22 Februari 2013

Mengabadikan "Kita"


Menulis adalah pembebasan diri dari pakem yang tertata rapi dalam jagad yang bernama bumi. Imajinasi yang digunakan pun bisa melebihi segala bentuk dimensi yang tercipta. Maka dari itu, untuk para pemimpi sekaligus para pembohong lebih baik menuangkan segala pikiran dan perasaannya dalam sebuah tulisan. Itu lebih berguna daripada ide-ide ekstrim tersebut terlupakan ataupun menguap begitu saja tanpa ada visualisasi yang berarti.
Hanya saja terkadang ide-ide yang bermunculan begitu klise dan membosankan. Itu dikarenakan pemilik ide hanya terbawa arus oleh kisah-kisah yang sudah muncul. Membubuhkan bumbu-bumbu lain yang setipe hanya menambah kegaringan yang tak berarti. Inilah mengapa buku-buku populer jaman sekarang mudah terlupakan begitu saja.
Penulis-penulis buku best seller memiliki tahap berbeda untuk mencapai kesuksesannya. Mulai dari ditolak penerbit, hingga penuh kegigihan bisa menjadikan karya ciptanya sebagai buku best seller. Tidak hanya berawal dari ide klise, tapi ide imajinasi yang matang sempurna dengan penuh referensi. Pengalaman dan observasi pun perlu dilakukan untuk menjadikan tulisan menjadi kian terasa nyata.
Entah mengapa remaja jaman sekarang lebih menyukai tulisan yang pop dan ringan. Apalagi kemunculan boyband dan girlband yang menjamur dimana-mana. Hal itu menjadikan santapan sehari-hari untuk mereka.
Tema remaja jaman sekarang pun tak jauh-jauh dari cinta. Hanya cinta. Alasan yang selalu diutarakan untuk pembelaan atas tema tersebut adalah: "cinta tak pernah lekang di makan usia". Dari usia muda hingga tua pun tak terlepas dari unsur cinta. Hanya saja dengan tema yang seharusnya menjadi global justru terfokus pada cinta remaja dan pacaran.
Ada dunia yang lebih komplek yang seharusnya dijamah dan diurai. Dengan ide-ide imajinatif yang kini mulai berkembang bisa menciptakan dimensi ruang untuk menulis segala bentuk yang dapat dituliskan. Kebebasan yang tercipta dalam dunia menulis adalah aturan yang elastis. Bisa diciptakan sendiri oleh penulis. Namun tetap memperhatikan etika dan menghindari unsur SARA yang berlebihan. Karena fanatik itu tak selamanya baik.
Menulis adalah tahapan paling akhir dari seluruh kemampuan manusia. Bermula dari mendengarkan, berlanjut ke berbicara dan menuju tahap membaca dan harus menjadi hasil akhir dalam bentuk tulisan.
Dan dalam bentuk tulisan tersebut maka kita secara otomatis telah menciptakan sejarah dan mengabadikan nama kita dalam sebuah karya. Mau terus terkenang sepanjang masa? Maka mulailah menulis dari sekarang. Jika bertanya mulai dari mana? Mulai dari kata pertama yang kalian tulis, kata pertama yang muncul secara acak dalam fikiran kalian. Maka untuk kata-kata berikutnya akan muncul dengan sendirinya. Selamat mengukir sejarah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar