//
hilang lelahku saat kita bersama,
berikan terbaik untukmu disana,
bersinarlah bagai bintang yang bersinar di angkasa,
ole ole ole ole, super elja ole ole
ole ole ole ole, super elja ole ole
//
Kekalahan yang berlanjut dengan hasil seri terang saja
membuat kami semua sakit hati. Bukan saja kecewa pada pemain, tapi lebih kepada
hal-hal lain yang menjadi latar belakang ketidaknyamanan hunian di lapangan. Selalu
saja ‘misteri’ babak kedua melingkupi benak kami, gol perdana di babak pertama
tak menjadikan keberuntungan berpihak pada super elja. Justru sebaliknya. Mungkin
iya ada kejanggalan dan keganjilan disana. Dan kita disini hanya bisa mengutuk
dan mencaci.
Raut wajah lelah dan kecewa semoga lekas luruh dan kembali
semangat melingkupi kalian para punggawa, para pengawal super elja.
Rabu (4/6) pagi, kuawali dengan kegiatan yang entah mengapa
selalu bersamaan dengan laga kalian, bimbingan skripsi. Pagi ini tak seperti
sebelumnya, lancar-lancar saja, bahkan sempat berdiskusi dan bercanda dengan
dosen pembimbing, firasat baik untuk kalian nanti. Usai dari kampus, lekas saja
prepare untuk laga malam nanti.
Meski sebenarnya harus ku akui, badan ini letih dan belum
sempat istirahat dengan layak, tapi demi kalian, tetap saja aku berangkat untuk
mendukung dengan penuh semangat. Suara juga terasa pas-pasan, badan panas
dingin, tulang berasa pengen copot. Ah, sudahlah.
Tiket sudah ditangan, posisi masih sama seperti sebelumnya,
tribun selatan pojok barat atas dekat sudut patahan. Berjajar rapi dan siap
bernyanyi. Belum juga laga dimulai, kami sudah disuguhi pertunjukkan Falcao
yang berkeliling lapangan dengan drum
yang diikatkan pada pinggangnya, sesekali ditabuhnya drum tersebut.
Peluit berbunyi, dan kami sudah bernyanyi, tetap dengan
awalan lagu Padamu Sleman, semangat kami kian menyemarakkan. Laga berlangsung,
gegap gempita kami terus tersalur hingga gol pertama berhasil dicetak. Kemudian
berlanjut hingga gol ketiga.
Turun minum, masih seperti biasa, kami tergelak melihat
kelakuan Falcao yang seakan tak ada matinya mengganggu latihan tim lawan. Aku sendiri
sibuk dengan air minumku, mencoba mengembalikan rasa tenggorokan yang kian
kering saja.
Babak kedua dimulai, dan kami terus bernyanyi, berharap
tidak kecolongan gol ataupun terpuruk lagi. Dan semuanya diluar ekspektasi
kami, gol yang tercetak mencapai angka lima. PSS Sleman seakan tengah kehausan, meneguk kemenangan langsung dengan lima gol tanpa balasnya. Gegap gempita kami sudah tak
terbendung lagi, meski sebelumnya capotifo sempat menceramahi kami, untuk tetap
fokus dan bernyanyi lantang.
Dan pada akhirnya, seluruh stadion diliputi kabut asap,
tidak lagi dual flare yang official
nyalakan, empat langsung, seakan flare tersebut sedang ber-quartet ria. Terima kasih
PSS Sleman. Selamat beristirahat sejenak pahlawan, sebelum nanti pada akhirnya
akan kembali berlaga setelah jeda libur bulan puasa. Tak sabar mendukung kalian
lagi, tak sabar berjumpa kalian lagi, tak sabar menyambut kemenangan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar