Laman

Kamis, 20 September 2012

Redup Rindu



Merindukan embun pagi
Yang biasanya bergelayut manja di ujung daun
Menyemarakan pagi dengan kesejukan
Diantara riuh kicau burung bersahutan

Merindukan terik mentari
Yang hangatnya menyelimuti hati
Panasnya tak kan rasa
Karena adamu adalah indahnya dunia


Merindukan hujan dan rinai
Yang memainkan rintik air dari awan tinggi
Menyapu seluruh kering rindu kemarau
Dan diantara debu-debu yang basah beku


Merindukan bintang mengerling
Manja memindai ujung menggunting
Dan hanya tinggal lipatan hati terangkum
Di ujung jemari yang mengembangkan senyum

Merindukan jerit malam memekik
dan kunang-kunang memadamkan cahaya
redup
dan hanya redup
tinggal redup yang sayup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar