Laman

Rabu, 15 Januari 2014

Menangis Semalam




Tahukah kamu, semalam tadi,

aku menangis, mengingatmu, mengenangmu

Mungkin hatiku, terluka dalam,

atau selalu, terukirkan, kenangan kita



Siang ini, baru sampai basecamp sudah disuguhi lagunya Audy yang judulnya Menangis Semalam. Ah, iya, aku jadi ingat. Semalam bukannya aku menangis. Ah, mana bisa aku menangis semalam tadi ketika ibuku tengah tertidur lelap memelukku yang memang baru sembuh dari sakit. Ibu masih nampak khawatir dengan kondisiku yang masih lemah, jadi setiap malam selalu dikeloni dan dipijit sesekali ketika ia terjaga. Mana bisa dengan keadaan seperti itu aku menangis, meski hati memang tengah teriris-iris.

Lagu itu mengingatkanku, mengingatkan kejadian yang membuatku terus terjaga beberapa malam terakhir. Jujur aku tersiksa, setiap malam rasa kantuk menyerang, badan juga masih meriang, tapi mata tetap saja enggan terpejam. Dan setiap pagi datang, barulah aku bisa tertidur lelap, bergelut dengan mimpi-mimpi buruk.

Semalam aku bermimpi lagi, tentangmu. Dalam mimpiku ada sekelompok pria yang ingin berbuat jahat padaku, aku memanggil namamu, meski suara ini tetap tersendat dalam tenggorokan, aku terus saja memanggil namamu sambil menangis. Menangis terus. Tapi kau tak datang. Kamu kemana?

Ah iya, itu hanya mimpi. Bunga tidur. Aku harusnya percaya dengan itu. Tapi kau tahu, aku tak pernah bisa diam, selalu menelisik dalam setiap lipatan hati yang entah sudah berapa kali ku coba buka dan selalu saja kau sembunyikan.

Semalam kau katakan, kamu masih sibuk bertapa, menekuri sebuah kata setia yang sia-sia, sibuk bermain-main dengan yang lain mungkin. Ah, aku harus bagaimana. Jujur  aku sudah terbiasa dengan konflik seperti ini, sudah terbiasa disakiti, sudah terbiasa ditinggal pergi, sudah terbiasa dikhianati, sudah biasa diduakan, hingga rasanya jenuh. Muak. Selalu seperti ini. Kisah masa lalumu selalu terbawa, yang baru pun tak jarang hadir membawa lari kamu. Kalian tepatnya.

Aku ingin kamu disini, memelukku dan mengatakan semua baik-baik saja. Mengatakan bahwa semua hanya mimpi buruk, bunga tidur dan lekas kau bangunkan aku. Aku lelah.

Aku ingin kamu disini, mengatakan apa yang terjadi dan tak membiarkanku menebak-nebak sendiri. Mengambil kesimpulan dari setiap kata yang kau ucap. Aku letih.

Aku ingin kamu disini, menggenggam tanganku dan memintaku untuk bertahan sebentar lagi.

Aku ingin kamu disini, mengusap airmataku yang terus saja menetes.

Aku ingin kamu disini.

Aku ingin kamu.

Disini.

2 komentar:

  1. walah, yow kisah'e emang luwih mendingan sik wingi sih... jenenge be lagi galau og yow... -_-

    BalasHapus