Tahukah kamu, semalam tadi,
aku menangis, mengingatmu, mengenangmu
Mungkin hatiku, terluka dalam,
atau selalu, terukirkan, kenangan kita
Siang ini, baru sampai basecamp sudah disuguhi lagunya Audy yang judulnya Menangis Semalam. Ah, iya, aku jadi ingat. Semalam bukannya aku menangis. Ah, mana bisa aku menangis semalam tadi ketika ibuku tengah tertidur lelap memelukku yang memang baru sembuh dari sakit. Ibu masih nampak khawatir dengan kondisiku yang masih lemah, jadi setiap malam selalu dikeloni dan dipijit sesekali ketika ia terjaga. Mana bisa dengan keadaan seperti itu aku menangis, meski hati memang tengah teriris-iris.
Lagu itu mengingatkanku, mengingatkan kejadian yang
membuatku terus terjaga beberapa malam terakhir. Jujur aku tersiksa, setiap
malam rasa kantuk menyerang, badan juga masih meriang, tapi mata tetap saja
enggan terpejam. Dan setiap pagi datang, barulah aku bisa tertidur lelap,
bergelut dengan mimpi-mimpi buruk.
Semalam aku bermimpi lagi, tentangmu. Dalam mimpiku ada
sekelompok pria yang ingin berbuat jahat padaku, aku memanggil namamu, meski suara
ini tetap tersendat dalam tenggorokan, aku terus saja memanggil namamu sambil
menangis. Menangis terus. Tapi kau tak datang. Kamu kemana?
Ah iya, itu hanya mimpi. Bunga tidur. Aku harusnya percaya
dengan itu. Tapi kau tahu, aku tak pernah bisa diam, selalu menelisik dalam
setiap lipatan hati yang entah sudah berapa kali ku coba buka dan selalu saja
kau sembunyikan.
Semalam kau katakan, kamu masih sibuk bertapa, menekuri
sebuah kata setia yang sia-sia, sibuk bermain-main dengan yang lain mungkin. Ah,
aku harus bagaimana. Jujur aku sudah
terbiasa dengan konflik seperti ini, sudah terbiasa disakiti, sudah terbiasa
ditinggal pergi, sudah terbiasa dikhianati, sudah biasa diduakan, hingga
rasanya jenuh. Muak. Selalu seperti ini. Kisah masa lalumu selalu terbawa, yang
baru pun tak jarang hadir membawa lari kamu. Kalian tepatnya.
Aku ingin kamu disini, memelukku dan mengatakan semua
baik-baik saja. Mengatakan bahwa semua hanya mimpi buruk, bunga tidur dan lekas
kau bangunkan aku. Aku lelah.
Aku ingin kamu disini, mengatakan apa yang terjadi dan tak
membiarkanku menebak-nebak sendiri. Mengambil kesimpulan dari setiap kata yang
kau ucap. Aku letih.
Aku ingin kamu disini, menggenggam tanganku dan memintaku
untuk bertahan sebentar lagi.
Aku ingin kamu disini, mengusap airmataku yang terus saja
menetes.
Aku ingin kamu disini.
Aku ingin kamu.
Disini.
Disini.
apik le wingi Dess....,,
BalasHapuswalah, yow kisah'e emang luwih mendingan sik wingi sih... jenenge be lagi galau og yow... -_-
BalasHapus