Laman

Minggu, 31 Agustus 2014

Soccer With(out) Supporter

Semalam panas tinggi menyerang, ku kira aku salah makan, padahal sepagi tadi aku sama sekali tidak makan bayam, hanya oseng-oseng sawi. Apakah sekarang aku juga tidak boleh makan sawi? Panas di badan semakin tinggi hingga menjelang tengah malam, dan tidak ada tanda-tanda suhu akan menurun. Hingga pagi menjelang (19/8), badan masih panas dan sedikit oleng untuk berjalan. Tapi tetap saja harus kupaksakan beranjak dari tempat tidur karena hari ini harus ke Universitas Sanata Dharma untuk bimbingan.

Beruntunglah hari ini semua berjalan lancar meski kemarin sore sudah dimarah-marah oleh dosen pebimbing karena aku lupa melampirkan daftar pustaka. Tapi tetap saja, dalam hati merasa was-was karena aku harus mengejar ujian pendadaran akhir bulan ini.

Belum lagi nanti sore PSS berlaga dan tandang ke Mandala Krida. Duh, tadi pagi ketika aku melintas, stadion itu sudah sedemikian terbukanya setelah digempur. Akan seperti apa nanti ketika dipakai bertanding.

Sampai di kost, salah satu sahabatku datang sembari menangis karena ada beberapa hal akademik yang membuatnya gundah gulana. Usai sahabatku curhat, salah satu temanku bimbingan tadi pagi datang ke kost untuk meminta bantuan membetulkan grammar yang sedikit amburadul.

Tepat ketika kick off PSS vs PSIM, aku berangkat ke angkringan bersama temanku tersebut, sementara sahabatku sudah pulang karena sudah dipanggil orangtuanya. Di angkringan aku terus memantau skor pertandingan.

Babak pertama PSS masih unggul, namun menit terakhir ada balasan. Ah, selalu begitu. Dan ketika babak kedua dimulai, keadaan menjadi berimbang, skor 2-2. Ada apa dengan babak kedua, selalu saja muncul misteri yang aneh-aneh, selalu saja keadaan tak sekuat babak pertama. Come on super elja, buktikan kalian tidak hanya bermental kandang. Memang diakui kalau keadaan di stadion cukup panas, mungkin sama panasnya dengan suhu badanku. Bahkan suporter PSIM mulai memadati tepi lapangan, ah apakah itu diperbolehkan untuk mereka lakukan di pertandingan tanpa penonton.

Namun hingga peluit panjang berbunyi, keadaan masih sama, 2-2. Itu berarti poin PSS bertambah satu. Mereka sudah memastikan untuk masuk ke 16 besar. Entah itu juara atau runner-up. Alhamdulillah. Meski ada sedikit kekecewaan, tapi tidak mengurangi rasa bangga dalam hati ini. Selamat untuk PSS, semoga nanti bisa melanjutkan perjalananmu menjadi juara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar