"hati ini sepi
tak ada lagi kamu
sudah tak ada lagi
cinta untukmu"
Aku tak mau menyatakan perasaan ini. Aku tak mau ada yang
merasa sakit hati, atau terluka kemudian berlalu pergi. Mungkin memang kita
sama-sama saling cinta, tapi apakah tidak lebih baik untuk menyimpan perasaan
saja. Sakit memang, perih memang, sesak memang. Tapi bukankah itu jauh lebih
nyaman daripada hubungan yang terbina selama ini berantakan?
Ku akui aku memang egois dengan segala perasaanku. Aku tak
peduli dengan perasaanmu. Tapi tahukah kamu, masih ada perasaan orang lain
disana yang harus ku jaga, kamu jaga, kita jaga. Dan itu tak sekedar hanya
menanyakan, “apa kamu baik-baik saja?” tidak, itu tak berhenti sampai disitu. Biar
saja kukorbankan perasaan ini saja, dan begitu juga dirimu.
Meski aku tak tahu, entah sampai kapan aku mampu
menyembunyikan rasa ini. Bahkan mungkin hingga saat ini kamu pun tak menyadari.
Aku hanya mencoba, menjaga yang memang masih bisa ku jaga. Kau tahu, jika aku
mau sudah sejak dulu ku utarakan rasaku. Tapi, menimbang keadaan yang tidak
memungkinkan, mungkin aku memilih melarikan diri dan mencari pelarian.
Tapi tahukah kamu, dengan segala pengorbanan ini yang kurasa
benar, tetap saja ada banyak hati yang tanpa sadar ku lukai. Aku tidak pernah
memahami bahwa permainan ini sudah terlalu jauh ku lalui. Jahat memang aku, tak
punya hati memang aku, egois memang aku. Tapi semua ku lakukan hanya untuk
menjaga keseimbangan hidup yang memang sudah seharusnya seperti ini.
Tapi kini aku semakin ragu, dengan segala perasaan yang dulu
kau akui padaku. Kurasa itu tak berbeda dengan semua lelaki yang pernah ku
temui. Ucapan mereka pada semua wanita rasanya tak jauh berbeda. Dan aku hanya
mampu kembali meratapi dan mengubur sisa cinta ini di raga yang sudah tak
bertumpu. Tak berpegangan pada apapun atau siapapun.
Ketika kau nyatakan hatimu terluka, taukah, hatiku sudah lam
terluka jauh sebelum kau mengatakan bahwa hatimu terluka. Dan mungkin saat ini,
hati yang semula ku miliki sudah tak berbentuk lagi, dan tak berada lagi
ditempatnya. Aku mati rasa. Aku tak lagi punya cinta.
Yang mampu ku lakukan saat ini hanyalah diam, diam dan mengamati,
apalagi yang akan kau lakukan untuk mengimbangi langkahku. Kau katakan aku
boleh pergi bebas, jauh seperti pengelana, tapi tetap saja kau menarikku
kembali, untuk berteduh dihatimu yang sudah sesak berpenghuni. Harus dimana aku
duduk atau menepi?
Mungkin kita hanya bisa seperti ini, hanya sebagai dua hati
yang tak pernah bisa saling membagi. Aku sudah tak tahu harus berbuat apa,
cinta ini sudah habis menguar bersama rasa percaya, dan yang tersisa hanyalah
harapan kosong yang kini tak lagi memiliki arah untuk menuju.
Bolehlah sebentar saja kau fikirkan, hati siapa yang
sebenarnya sudah dipermainkan. Aku kah? Kamu kah? Dia kah? Mereka kah?
Ah, aku lupa, hati yang dulu pernah mengisi tubuh ini sudah
lama menghilang, bersama kepulan sayang yang terbuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar