Laman

Rabu, 23 April 2014

Seikat Senja di Sewon Indah

Senja kali ini akan terlewati dengan syahdu di salah satu sudut kota Jogja, lebih tepatnya di wilayah kota Bantul bernama Sewon. Di sebuah tempat yang disebut Bale Black Box, sudah hampir seminggu lebih berkutat diruangan tersebut. Keren banget tempatnya, begitu masuk sudah disambut rumpun bambu yang berbaris rapi, kemudian diapit oleh sawah, bila senja datang, matahari berkilau tepat dihadapan. Malam hari apalagi, suara binatang malam mengusik sunyi, bahkan gemintang tak ketinggalan untuk memberi sedikit warna terang dalam gelap kami.

Lelah memang sudah membayang sejak sebulan terakhir, dan kegiatan ini akan berlangsung sebulan penuh, sudah terbayang kan seperti apa tumpukan lelah yang terpendam ini? Mana boleh aku mengeluh, yang hidupnya lebih syahdu dari aku saja tak pernah menghujat keadaan. Mana boleh aku kalah dengan mereka.

Dan hari ini, tepat pada tanggal 23 April 2014, BookLover Festival akan resmi dibuka. Kemudian persiapan sudah matang "sempurna". Entah sempurna seperti apa yang aku maksud, tapi yang aku tahu, semua begitu mengejutkan dan menakjubkan. Di luar dugaan.

Belum lagi kejadian hari ini sejak pagi hingga sekarang. Pagi tadi, bangun dari tidurku, dan hanya sempat cuci muka, aku teringat ada janji dengan temanku untuk bertemu dengan dosen pembimbing di kampus biru. tepat jam delapan dia datang, aku masih sibuk dengan netbuk dan mukaku. Masih semrawut, aku membangunkan temanku untuk meminta parfum. Sret~sret~sret. Sudah cukup untuk menyembunyikan bau naga.

Sesampainya disana, skripsiku ditolak. Beuh, sudah biasa. Lalu meluncur ke salah satu tempat fotokopi di kampus negeri lainnya untuk mencetak buku yang diminta dosen pembimbingku tadi. Dan habis sudah uang jajanku bulan ini. Okelah, ikuti saja keinginannya. Aku hanya mengikuti alurnya. Let it go with the flow. Jarene.

Sesudah itu kembali ke basecamp, disana sudah disambut oleh salah satu anggota magang untuk mencicipi produk kecapnya yang katanya dicampur dengan tinta cumi-cumi. Sudah terbayang seperti apa rasanya. Aneh. Fix absurd sekali.

Akhirnya aku putuskan untuk pulang ke kost. Tidur dan mandi. Sms berdatangan, dan tidak kuacuhkan. Sore datang, sudah waktunya untuk kembali berkutat dimarkas. Bolak-balik nge-print daftar buku tamu, sampai mas-mas penjaga printer yang cute itu mungkin sedikit bertanya-tanya oleh ke-warawiri-an aku dan temanku. Belum lagi sendalku yang lepas, dan tidak bawa uang lebih, akhirnya kembali bolak-balik dan dengan cekeran aku membeli sendal dan langsung memakainya.

Syahdu pokoknya. Dan kisah tentang senja itu mungkin masih akan berlanjut hingga malam nanti. Mari kita tunggu perkembangannya.

Senja hari ini.

Senja esok hari.

Dan senja untuk kesekian kalinya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar