Laman

Jumat, 18 April 2014

Membagi Waktu untuk Banyak Cinta







"Jika buku adalah kekasih,
Jamahlah hingga kau dengar rintih
dan derak perih
tiap lembar yang kau pilih"



Untuk sementara, aku tak berbicara tentang bola. Duh, bukan aku menduakan atau mentigakan, atau bahkan menyekiankan cintaku. Tidak, semua imbang, sama rata sama rasa.

Kali ini aku akan berbicara tentang kecintaanku pada buku. Dan sekarang mulai menjadi kebiasaanku, dan ditambah lagi sebulan kedepan akan berkutat dengan buku, buku dan buku. Acara #BookLoversFest yang diselenggarakan oleh Radio Buku menarik perhatian temanku dan menarikku untuk turut andil sebagai relawan.

Padahal kau tahu, masih terbayang-bayang tanggung jawab yang masih dipundak makin berat saja, dua jenis tugas akhir yang harus segera ku akhiri dalam bentuk majalah dan skripsi. Ah, tidak mudah memang, tapi ini cukup menantang.

Kegiatan itu berlangsung selama sebulan, per harinya dimulai dari pukul satu siang hingga pukul sepuluh malam. Kinerjanya pun terus dilakukan secara kontinyu. Kemudian kami harus bergantian jaga, membagi waktu dengan jadwal yang tersedia. Dengan begitu banyak pertimbangan, kami mulai berbagi.

Minggu ini kami tak bisa mengikuti karena acara besar yang harus kami selenggarakan, musyawarah anggota, untuk benar-benar menjadi sebuah penghabisan atas salah satu tugas akhirku. Kemudian jadwal kampus tak lagi membayangi karena pagi hari masih banyak waktu untuk berjibaku. Kegiatan mengajar les private pun tak luput dari pertimbangan, perhitungan waktu harus tak luput agar semua sesuai rencana.

Dan lagi yang harus tak boleh tertinggal, jadwal laga bola. Kami memusatkan pada jadwal kandang yang masih bisa terjangkau dengan bolak-balik dalam hitungan waktu. Stadion Maguwoharjo, Stadion Mandala Krida. Ya disana kami menjadikan sebuah perhitungan untuk pengaturan jadwal.
Kebetulan ada jadwal kasar tanpa perkiraan pukul berapa laga berlangsung menjadi acuan, setiap ada laga, maka kami memilih masuk shift pertama. Memberikan jeda waktu untuk menuju tempat super elja berlaga.

Sudah terbayang betapa sibuknya kami dengan seabrek rutinitas yang sebelumnya sudah padat merayap. Dan dalam kepalaku ini, sudah beterbangan ribuan kunang-kunang yang mencoba hinggap sembari menyesakkan sejumlah pikiran yang semakin terasa pengap.

Tapi semua harus dijalani. Semua harus seperti yang sudah aku putuskan untuk terlewati dengan lapang dada. Dari sana nanti, pasti akan banyak yang dapat aku pahami, ilmu, buku, akrabnya sekat lingkup ruang dan waktu.

Dan kecintaanku pada yang tersebut tak memudar atau pun surut. Tapi setara. Sama rata sama rasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar