"Jika buku adalah kekasih,
Jamahlah hingga kau dengar rintih
dan derak perih
tiap lembar yang kau pilih"
Untuk sementara, aku tak berbicara tentang bola. Duh, bukan aku menduakan atau mentigakan, atau bahkan menyekiankan cintaku. Tidak, semua imbang, sama rata sama rasa.
Kali ini aku akan berbicara tentang kecintaanku pada buku. Dan
sekarang mulai menjadi kebiasaanku, dan ditambah lagi sebulan kedepan akan
berkutat dengan buku, buku dan buku. Acara #BookLoversFest yang diselenggarakan
oleh Radio Buku menarik perhatian temanku dan menarikku untuk turut andil
sebagai relawan.
Padahal kau tahu, masih terbayang-bayang tanggung jawab yang
masih dipundak makin berat saja, dua jenis tugas akhir yang harus segera ku
akhiri dalam bentuk majalah dan skripsi. Ah, tidak mudah memang, tapi ini cukup
menantang.
Kegiatan itu berlangsung selama sebulan, per harinya dimulai
dari pukul satu siang hingga pukul sepuluh malam. Kinerjanya pun terus
dilakukan secara kontinyu. Kemudian kami harus bergantian jaga, membagi waktu
dengan jadwal yang tersedia. Dengan begitu banyak pertimbangan, kami mulai
berbagi.
Minggu ini kami tak bisa mengikuti karena acara besar yang
harus kami selenggarakan, musyawarah anggota, untuk benar-benar menjadi sebuah
penghabisan atas salah satu tugas akhirku. Kemudian jadwal kampus tak lagi
membayangi karena pagi hari masih banyak waktu untuk berjibaku. Kegiatan mengajar
les private pun tak luput dari pertimbangan, perhitungan waktu harus tak luput
agar semua sesuai rencana.
Dan lagi yang harus tak boleh tertinggal, jadwal laga bola. Kami
memusatkan pada jadwal kandang yang masih bisa terjangkau dengan bolak-balik
dalam hitungan waktu. Stadion Maguwoharjo, Stadion Mandala Krida. Ya disana
kami menjadikan sebuah perhitungan untuk pengaturan jadwal.
Kebetulan ada jadwal kasar tanpa perkiraan pukul berapa laga
berlangsung menjadi acuan, setiap ada laga, maka kami memilih masuk shift
pertama. Memberikan jeda waktu untuk menuju tempat super elja berlaga.
Sudah terbayang betapa sibuknya kami dengan seabrek
rutinitas yang sebelumnya sudah padat merayap. Dan dalam kepalaku ini, sudah
beterbangan ribuan kunang-kunang yang mencoba hinggap sembari menyesakkan
sejumlah pikiran yang semakin terasa pengap.
Tapi semua harus dijalani. Semua harus seperti yang sudah
aku putuskan untuk terlewati dengan lapang dada. Dari sana nanti, pasti akan
banyak yang dapat aku pahami, ilmu, buku, akrabnya sekat lingkup ruang dan
waktu.
Dan kecintaanku pada yang tersebut tak memudar atau pun
surut. Tapi setara. Sama rata sama rasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar