Laman

Senin, 07 April 2014

Segelas Cappucino dan Sebuah Bukti Cinta










//Aku masih disini,
kan tetap disini
bersama PSS//
Mahmud Abas - Anang Hadi



Senin, 07 April 2014.

Hari ini mungkin jadi hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh pendukung klub bola lokal dari bumi Sembada, PSS. Seluruh Sleman Fans menunggu soft opening launching album kompilasi berjudul “Untuk PSS”. Dan saat ini, aku juga sedang streaming Elja Radio untuk dengerin launchingnya sambil ngopi bareng temen-temen.

Semua berawal dari motivasi kuat Sleman Fans yang mandiri menghidupi, dari PSS untuk PSS. Rasa kekeluargaan memang sangat kental terasa di supporter PSS. Dari BCS, Slemania dan seluruh Sleman Fans yang tersebar diseluruh penjuru Indonesia. Dan seluruh kecintaan itu kini terjadi dalam sebuah keping CD album kompilasi.

Sebulan yang lalu, lebih malah, sudah digelontorkan medley promo album. Penggalan dari beberapa lagu yang dikumpulkan jadi satu itu benar-benar menumbuhkan sebuah kerinduan yang besar bagi penikmat sekaligus pendukung PSS. Rasa rindu kini mulai menemukan tempat untuk bermuara, melajur dalam sebuah arus deras menuju dua kata untuk cinta pada tiga huruf, mandiri menghidupi PSS.

Segelas Cappucino Caramel Blend yang sungguh lembut dan nikmat itu menemaniku streamingan. Dengan headphone terpasang ditelinga, kemudian temanku yang lain mulai berjibaku dengan dunia mereka, apalagi tiga piring yang berisi pisang coklat bakar, french fries, dan jamur crispy begitu menggoda untuk dinikmati.

Kusesap kelembutan cappucino sembari mendengar lagu-lagu yang ada di album kompilasi diputar Elja Radio. Dingin memang cappucinonya, tapi kehangatan tetap saja mengalir dalam hati karena cinta yang begitu menggelora, ah, kalian tahu kan rasanya jatuh cinta? seperti itulah. Dan kini, rindu itu tertemu, promo medley yang hanya sepenggal dan menyisakan misteri itu kini dibuka secara bertahap dan perlahan. Semakin membara saja cinta ini. Eh, jangan kau kira aku hanya mampu mengindahkan kata, tapi memang begini lah cinta, sesakit apapun yang terasa, tetap saja nampak keindahannya.

Ketika jam sudah menunjukkan pada kami sudah waktunya untuk beranjak pergi, aku menutup netbukku dengan berat hati, menghitung waktu perjalanan yang akan kami tempuh, mungkin itu sepanjang satu lagu. Benar saja, sampai di basecamp kesayangan, lirik terakhir masih sempat kudengar. Beruntung, ucapku dalam hati.

Rela menginap di basecamp, karena sudah tidak mungkin aku kembali ke kostan, pintu gerbang pasti sudah terkunci dan aku memang harus singgah sejenak disini. Sudah biasa.

Tapi tak ada yang kusesali, aku justru menyesal kalau tak lagi mendengar suara merdu mereka bernyanyi, melantunkan nada cinta pada PSS Sleman. Ah, cintaku, sejati tak akan pernah mati. Cinta ini, selamanya.

Tak usah kau tanya kapan aku mulai menggetarkan rasa cinta, memang masih mula, tapi untuk selamanya.

Dan kini masih kunikmati, kidung untuk super eljaku. Teruslah berlari, kembangkan sayapmu hingga puncak tertinggi. Dengarlah kami lantang bernyanyi, mendukungmu, sampai nanti, sampai kami mati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar